BUTIRAN AIR DI ATAS SAJADAH
Dalam
do’a ku terbayang wajah kedua malaikat ku,malaikat yang selama ini berdo’a
siang dan malam demi kebahagiaan ku,yang selalu ada di dalam setiap dimensi
waktu ku,yang memberi semangat,motivasi,dukungan,reward dan bahkan funishment
yang berguna untuk membentuk karakter ku,ayah dan ibu ku,dua malaikat yang
slalu ada untuk ku,kini aku jauh dari jangkauan mu,namun do’a mu yang selalu
menguatkan ku,aku bangga menjadi anak dari dua malaikat ku ini,hidup sederhana
namun sangat istimewa,semua jerih payah mu,keringat yang bercucuran dikala sang
terik melontarkan senyumannya kepada mu,bisa kah aku melupakan itu semua ?
sungguh tidak !! hanya manusia yang tak memiliki hati yang mampu melupakan
semua jasa mu,tangan mu yang dulu lembut,wangi dan terawat.Kini menjadi kusam
dan kasar,karena siapa? karena aku !! demi kebahagiaan ku,demi masa depanku,dan
kadang demi style ku. aku yang kau rawat,kau besarkan,dan kau sayang sepenuh
hatimu,engkau rela menghabiskan waktumu di bawah terik dan hujan demi biaya
sekolahku.debu,lintah,lumpur dan bahkan terkadang pisau tajam itu dengan
mudahnya menggoreskan luka ditangan mu,aku tau engkau tak seperti mereka,engkau
tidak memiliki semua yang aku butuhkan,kalian harus bekerja keras untuk
mendapatkan semua itu,dan aku tau untuk mendapatkan itu semua tidak semudah
yang mereka bayangkan,dan karena perjuangan dan kerja keras inilah yang
membuatku semakin bangga memiliki mu,usaha yang kau lakukan,jerih payahmu dan
pengorbananmu lah yang selalu menyemangatiku.
Aku
tak butuh mobil mewah untuk mendampingiku kemana pun aku pergi,aku hanya membutuhkan
do’a dan restumu agar aku mampu mengarungi samudera kehidupan ini,agar aku
mampu menari ditengah badai yang kadang memutuskan asa ku,agar aku mampu membayar semua jerih payahmu,meskipun
aku tau intan dan permata pun tak mampu untuk membayarnya,dua puluh empat jam
dalam sehari,tujuh hari dalam seminggu,tiga puluh hari dalam sebulan air mataku
selalu menetes mengingat dirimu ,yang jauh dari jangkauan,dan jauh dari tatapan,aku
berdo’a agar suatu saat nanti aku bisa
menjadi seperti yang engkau mau,tetap menjadi gadis kecilmu yang selalu
mematuhi setiap perintah mu,karna aku tak mau melihat mu terbelenggu,jatuh dan
terinjak,aku ingin membesarkan nama mu,membanggakan mu dan membuat hidupmu jauh
lebih berarti,tanpa do’a dan dukungan mu aku takkan mungkin bisa menjadi
seperti yang sekarang ini,aku tak bisa membayangkan apa jadinya diriku ini bila
tanpa malaikat yang selalu menginginkan yang terbaik untuk diriku,hidupku,dan
masa depanku.
Ayah...
Ibu...
Kau
adalah lampion kecilku disaat dunia mulai hampa,mulai gelap tanpa cahaya yang
mampu menerangi setiap langkahku,engkau adalah ciptaan tuhan yang paling indah
dengan hati yang selembut sutera,sering aku membantah,sering aku mengeluh
ketika sesuatu yang aku ingin kan tidak bisa engkau penuhi,sering aku memaki
dan membentak,namun engkau dengan sabar menenangkan ku,membujuk ku dan bahkan
menggodaku dengan senda guraumu yang sangat lucu. Terkadang aku
berpikir,sanggupkah aku sepertimu ? menghadapi tingkahku yang kadang aku
sendiri tak mampu mengerti,namun engkau dengan ketulusan mu mampu memaafkan
semua tingkah nakalku,senyum dan tawamu tak akan ku biarkan memudar seperti
kecantikan mu yang semakin lama semakin terkikis oleh umurmu yang sudah tak
muda lagi,aku berjanji pada diriku sendiri untuk membahagiakan mu dan
mencerahkan masa tua mu.
Aku,anak
yang engkau lahirkan 19 tahun lalu,yang dulu engkau tatih kesana kemari,engkau
beri makan,engkau timang dan engkau susui,kini telah tumbuh menjadi seorang
gadis dewasa yang sedang dalam proses menuju kesuksesan untuk membanggakan dan
membahagiakan mu,disetiap sujudku,aku selau berdo’a akan kebahagiaan mu,hingga
tanpa ku sadari butiran-butiran air mata ku telah berguguran membasahi sajadah tempat
ku bersujud memohon kepadaNya,karena aku yakin kedua malaikat ku pantas untuk
berbahagia.